This research was conducted because of the phenomenon of low self-confidence in some students of SMK Muhammadiyah 1 Taman. This study aims to determine the relationship between Body Image and Self-Confidence of students of SMK Muhammadiyah 1 Taman. The population in this study were 298 students and the total sample was based on the Isaac and Michael tables with an error rate of 5% as many as 161 students with the sampling technique proportionate stratified random sampling. Research data collection uses 2 psychological scales namely, body image scale and self confidence scale. The research hypothesis is that there is a positive relationship between Body Image and Self-Confidence. Research data analysis using correlation Product MomentPearson. The result of the analysis show that the research hypotesis is accepted, body image has a positive relationship with self-confidence. The more positive the assesment of body image the higher the students self-confidence, conversely the more negative the assessment of body image the lower the students self-confidence. Assessment of body image has an effect of 11,1% on student self-confidence.
Pendidikan merupakan sarana dan prasarana baik formal maupun informal yang digunakan untuk membangun dan mengembangkan potensi peserta didik. Tujuan pendidikan ini menjadi tujuan pendidikan di semua jenjang pendidikan. Secara eksplisit tujuan pendidikan sudah diatur oleh Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam pasal 3, yang intinya adalah bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yng beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan diaplikasikan dalam program-program pembelajaran dimana peserta didik bisa berlatih untuk mengembangkan rasa percaya diri Aunurrahman 2010 dalam Marjanti [12]. Tidak dapat disangkal untuk mencapai suatu tujuan hidup seseorang tidak bisa hanya mengandalkan kepandaian, kreativitas, maupun ketrampilan dalam bidang akademik. Salah satu yang berperan besar dalam mencapai tujuan adalah memiliki kepercayaan diri. Seperti pendapat Hill [7], kunci untuk menggapai tujuan yang diinginkan, salah satunya harus menjadi orang yang percaya diri. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan yakin atas kemampuannya, bersikap optimis, memandang permasalahan secara obyektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis [6]. Kepercayaan diri adalah salah satu sifat kepribadian yang dimilki seseorang berupa keyakinan terhadap kemampuan diri sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dan dapat bersikap hati-hati, mampu menghargai orang lain, optimis, bertanggung jawab, dan toleransi untuk mencapai tujuan yang diinginkan [10].
Penelitian tentang kepercayaan diri, terutama kepercayaan diri pada siswa yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya lebih sering dilakukan pada siswa SMA [1];[14];[15]. Penelitian ini dilakukan di siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman. Penelitian ini dilakukan karena fenomena kepercayaan diri yang rendah juga ditemukan pada beberapa siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri yang dimiliki siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman. Adapun Penelitian tentang kepercayaan diri, terutama kepercayaan pada siswa, banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu yang dihubungkan dengan pola asuh orang tua [11] dan [4], maupun konsep diri [13]. Kepercayaan diri harus dimiliki pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan SMK menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, dengan menyelenggarakan program-program pendidikan yang sesuai dengan jenis-jenis lapangan kerja [9]. Sekolah kejuruan mengutamakan pembelajaran praktik, seperti Praktik Kerja Lapanagan (PKL). Melalui sekolah kejuruan diharapkan siswa mampu melaksanakan kerja secara efektif dan terampil. Suzane dan Stone 2006, dalam [2] menyatakan, orang yang memiliki kepercayaan diri pada kemampuan mereka akan mudah untuk mengambil tindakan yang efektif dan tepat, memiliki tujuan yang ingin dicapai, mampu bekerjasama secara efektif dengan orang lain, dan terus belajar dari pengalaman mereka.
Survey awal yang dilakukan peneliti di SMK Muhammadiyah 1 Taman, dan hasil survey menunjukkan, 29.4% siswi memiliki kepercayaan diri tinggi, 50.6% memiliki kepercayaan diri sedang, dan 20% memiliki kepercayaan diri rendah. Angka 20% tersebut masih relatif kecil, namun tetap perlu menjadi perhatian, karena rendahnya kepercayaan diri akan sangat mempengaruhi keberhasilan siswi dalam pekerjaan nantinya. Faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri siswi yaitu pola asuh, kematangan usia, jenis kelamin, penampilan fisik, hubungan keluarga, dan teman sebaya [8]. Salah satu faktor yang memengaruhi kepercayaan diri adalah penampilan fisik. Pada bidang-bidang pekerjaan tertentu, penampilan fisik akan menunjang keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan penampilan fisik yang optimal yang akan menunjang kepercayaan diri seseorang seperti, sekretaris, administratif, resepsionis, costumer service, dan lain sebagainya. Pekerjaan yang banyak berhadapan dengan orang seperti klien atau rekan kerja hal pertama kali yang diperhatikan yaitu penampilan [5]. Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan lulusan SMK, yaitu jurusan APK (Administratif Perkantoran), AK (Akuntansi), dan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan).
Penampilan seseorang bisa terwakili dari gambaran kondisi fisik seseorang yang bisa diubah menjadi lebih menarik [1]. Kondisi fisik seseorang sering dikatakan dengan gambaran tubuh yang dimiliki seseorang atau dikenal dengan istilah body image. Body image menurut Cash & Smolak [3], yaitu penilaian individu atas kepuasan yang dirasakan dan difikirkan terhadap penampilan fisik yang dimana akan mempengaruhi perilaku individu tersebut. Menurut Cash dan Pruzinsky 2007, dalam Sari [14], Penilaian individu terhadap body image pada diri seseorang dipengaruhi oleh standart penilaian yang sudah ada pada masyarakat, terlebih lagi tentang apa yang dirasakan dan difikirkan masyarakat tentang dirinya. Seseorang yang merasa memiliki penampilan fisiknya sudah memenuhi standart penilaian dalam masyarakat, maka tumbuh kepercayaan dirinya. Sebaliknya jika seseorang merasa penampilan fisiknya jauh dari standart penilaian dalam masyarakat, sehingga seseorang tersebut kurang percaya diri. Dengan kata lain, kepercayaan diri seseorang salah satunya ditentukan oleh bagaiamana dirinya memandang body image yang dimilikinya. Melihat permasalahan yang sudah diuraikan di atas peneliti mengganggao perlu melakukan penelitian tentang hubungan body image dengan kepercayaan diri siswi, pada siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman.
Tipe penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman sebanyak 298 siswi. Jumlah sampel dalam penelitian didasarkan pada tabel Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% yaitu sebanyak 161 siswi. Teknik sampling yang digunakan yaitu proportioned stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi dengan model skala Likert, meliputi skala body image dan skala kepercayaan diri. Skala body image menggunakan skala yang diadaptasi dari skala [1] yang disusun berdasarkan aspek-aspek body image sebagai berikut keyakinan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis [10]. Skala kepercayaan diri menggunakanskala yang juga diadaptasi dari skala [1] yang disusun berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri sebagai berikut evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh (Cash dan Pruzinsky, 2002 dalam Wati et al., [15].
Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson yang ditujukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas (X) body image dengan variabel terikat (Y) kepercayaan diri. Alasan menggunakan teknik korelasi Product Moment karena dapat mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan bentuk distribusi variabel X dan Y yang normal. Analisis data statistik dilakukan dengan bantuan program komputer yaitu SPSS for windows.
H asil Penelitian
Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis data untuk pengujian hipotesis, namun sebelum itu penelitimmelakukan uji asumsi. Adapun uji asumsi yang digunakannyakni uji normalitassdan uji linearitas.
One-Samplee Kolmogorov-Smirnov T Test | |||
- | KD | BI | |
N | 161 | 161 | |
Normal Parametersa,b | Meann | 65.22 | 51.85 |
Std. Deviationn | 6.712 | 6.237 | |
Most Extremee Differencess | Absolutee | .087 | .071 |
Positivee | .087 | .071 | |
Negativee | -.047 | -.063 | |
Kolmogorov-Smirnov Zz | 1.110 | .898 | |
Asymp. Sig. (2-tailed)) | .170 | .395 | |
a. Test distribution is Normal.i | |||
b. Calculated from data.i |
Berdasarkanntabel di atas maka dapatddiketahui bahwa hasil uji normalitas variabel kepercayaan diri dengan variabel body image merupakan data yang berdistribusi normal. Nilai signifikansi data kepercayaan diri berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada tabel di atas sebesar 0,170 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa distribusinya normal. Nilai signifikansi variabel body image sebesar 0,395 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka dengan ini disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
ANOVA Tablee | |||||||
- | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | ||
KD * BI | Between Groupss | (Combined)) | 1965.543 | 29 | 67.777 | 1.694 | .024 |
Linearityy | 842.774 | 1 | 842.774 | 21.060 | .000 | ||
Deviation from Linearityy | 1122.769 | 28 | 40.099 | 1.002 | .472 | ||
Within Groupss | 5242.408 | 131 | 40.018 | - | - | ||
Totall | 7207.950 | 160 | - | - |
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada tabel di atas, maka dapat diketahui nilai signifikansi linierity sebesar 0,000. Hasil ini menjelaskan bahwa nilai signifikansi < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara body image dengan kepercayaan diri. Selanjutnya, peneliti melakukan uji hipotesis. Hasil uji asumsi yang menyatakan bahwa data terdistribusi normal dan terdapat hubungan yang linier antara body image dengan kepercayaan diri, maka uji hipotesis menggunakan perhitungan korelasi Product Moment Pearson. Hasil uji hipotesis seperti tercantum di tabel 3 :
Correlations | |||
- | KD | BI | |
KD | Pearson Correlation | 1 | .342** |
Sig. (1-tailed) | .000 | ||
N | 161 | 161 | |
BI | Pearson Correlation | .342** | 1 |
Sig. (1-tailed) | .000 | ||
N | 161 | 161 | |
**. Correlationnis significantaat the 0.00 level (1-tailed). | |||
Berdasarkan tabelddiatas dapat diketahui hasil analisis menunjukkan koefisienkkorelasi (rxy) sebesar 0,342 dengan signifikansip(p) 0,000 < 0,05. Hal ini dapatddisimpulkan bahwa terdapathhubungan positif yang signifikan antara body image dengan kepercayaan diri. Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar daya determinasi body image terhadap kepercayaan diri, peneliti melakukan perhitungan daya determinasi, dan hasilnya seperti terlihat pada tabel 4 :
Model Summary
Modell | Rr | R Squaree | Adjusted R Squaree | Std. Error of the Estimatee |
1 | .342a | .117 | .111 | 6.327 |
Predictors: (Constant), BI
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sumbangan variabel X yakni body image terhadap kepercayaan diri adalahhsebesar 11,1%. Hasil iniddiperoleh dari Adjusted R Square adalah 0,111 x 100% = 11,1%. Hal ini berarti bahwa pengaruh body image terhadap kepercayaan diri sebesar 11,1%. Sedangkan, 88,9% menunjukkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri. Peneliti juga mencoba menemukan bagaimana gambaran kepercayaan diri dan body image siswi yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Gambarannya seperti tercantum dalam tabel 5 :
Kategori | Skor Subjek | |||
Body Image | Kepercayaan Diri | |||
∑ Siswi | % | ∑ Siswi | % | |
Sangat rendah | 8 | 5 % | 12 | 7 % |
Rendah | 41 | 25 % | 33 | 21 % |
Sedang | 63 | 39 % | 71 | 44 % |
Tinggi | 38 | 24 % | 30 | 19 % |
Sangat tinggi | 11 | 7 % | 15 | 9 % |
Jumlah | 161 | 100 % | 161 | 100 % |
Berdasarkan tabel di atas pada skala body image dapat diambil kesimpulan bahwa, terdapat 8 siswi (5%) yang memiliki penilaian sangat rendah pada body image, terdapat 41 siswi (25%) yang memiliki penilaian rendah pada body image, terdapat 63 siswi (39%) yang memiliki penilaian sedang pada body image, terdapat 38 siswi (24%) yang memiliki penilaian tinggi pada body image, dan terdapat 11 siswi (7%) yang memiliki penilaian sangat tinggi pada body image. Kategorisasi skor subjek pada skala kepercayaan diri dapat disimpulkan bahwa, terdapat 12 siswi (7%) yang memiliki kepercayaan diri sangat rendah, terdapat 33 siswi (21%) yang memiliki kepercayaan diri rendah, terdapat 71 siswi (44%) yang memiliki kepercayaan diri sedang, terdapat 30 siswi (19%) memiliki kepercayaan diri tinggi, dan terdapat 15 siswi (9%) yang memiliki kepercayaan diri sangat tinggi. Dari pembahasan kategori di atas dapat disimpulkan bahwa siswi kelas 10, 11, dan 12 dari jurusan akutansi, administratif perkantoran, dan teknik komputer dan jaringan di SMK Muhammadiyah 1 Taman memiliki penilaian terhadap body image dan kepercayaan diri yang cenderung rendah menuju sedang. Hal ini dapat dilihat pada tabel kategorisasi dimana persentase terbesar dan jumlah siswi paling banyak bergerak dari kategori rendah menuju kategorisasi sedang.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pembahasan analisa di atas, hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi 0,342 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara body image dengan kepercayaan diri. Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif penilaian terhadap body image maka semakin tinggi kepercayaan diri pada siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Begitu juga sebaliknya, semakin negatif penilaian terhadap body image maka semakin rendah kepercayaan diri pada siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya [1], yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara body image dengan kepercayaan diri. Hasil penelitian ini menambah keyakinan bahwa saat seorang siswa memiliki penilaian positif tentang fisiknya (body image) maka juga memiliki kepercayaan diri tinggi. Sebaliknya, manakala siswa memiliki penilaian negatif tentang fisiknya (body image) maka kepercayaan dirinya akan rendah.
Pada penelitian ini penilaian fisik (body image)siswi di SMK Muhammadiyah 1 Taman sebesar 64%, tergolong sedang, artinya mereka memiliki body image cukup positif. Sedangkan gambaran Kepercayaan diri pada siswi di SMK Muhammadiyah 1 Taman sebesar 65%, artinya siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman memiliki kepercayaan diri sedang, artinya mereka cukup percaya diri. Gambaran body image dan kepercayaan diri subyek dalam penelitian ini berbeda dengan gambaran penelitian oleh Sari [14 yang menunjukkan body image remaja putri sebesar 77,4%, mereka memiliki penilaian positif tentang body image nya, dan kepercayan diri remaja putri sebesar 90,3%, artinya mereka memiliki kepercayaan diri tinggi. Meskipun demikian arah korelasinya sama yaitu ada hubungan positif antara body image dengan kepercayaan diri. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswi di SMK Muhammadiyah 1 Taman memiliki kategori sedang pada body iamge dan kepercayaan diri. Menurut Cash dan Pruzinsky 2007, dalam Sari, [14] Body image merupakan penilaian positif maupun negatif individu atas apa yang difikirkan dan dirasakan terhadap gambaran tubuh seperti bentuk dan ukuran tubuhnya. Siswi yang memiliki pandangan positif terhadap body image, bahwa siswi yang menilai fisik dan tubuhnya sendiri secara positif, secara keseluruhan siswi tersebut akan merasa nyaman dan percaya diri. Berbeda halnya dengan siswi yang memiliki pandangan negatif terhadap body image akan merasa tidak puas terhadap tubuhnya, memiliki pikiran dan perasaan yang negatif dalam menilai tubuhnya, sehingga timbul rasa tidak percaya diri. Siswi yang memiliki penilaian body image yang positif memiliki ciri-ciri yaitu, evaluasi penampilan (penilaian individu mengenai keseluruhan tubuh dan penampilan dirinya yang menarik dan memuaskan), orientasi penampilan (perhatian individu berusaha untuk menjaga penampilannya dan memperhatikan penampilannya), kepuasan terhadap bagian tubuh (puas terhadap bentuk fisik pada tubuhnya secara keseluruhan), kecemasan menjadi gemuk (cemas terhadap kegemukan, sehingga menjaga dan memperhatikan dirinya) dan pengkategorian ukuran tubuh (penilaian terhadap berat badan dan penilaian terhadap tinggi badan. Penilaian fisik (body image) yang positif ini dapat meningkatkan kepercayaan diri siswi. Andiyati [1], hubungan penilaian body image yang positif dapat memberikan kepercayaan diri pada siswi yaitu menunjukkan rasa puas akan penampilannya, menghargai segala yang ada pada tubuhnya, menerima kekurangan dan kelebihan pada dirinya sehingga akan dapat mengembangkan kesadaran diri berfikir positif, menerima kenyataan, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan.
Hurlock [8] menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang yang dapat menerima keadaan tubuhnya dan menggunakannya dengan efektif adalah adanya kesadaran akan reaksi sosial terhadap berbagai bentuk tubuh yang membuat seseorang merasa rendah diri terhadap bentuk tubuhnya yang tidak sesuai dengan standar budaya yang ada. Seseorang yang merasa tubuhnya jauh dari standar budaya yang ada akan menilai fisiknya (body iamge) secara negatif. Seseorang yang menilai fisiknya (body image) secara negatif , akan timbul dalam dirinya perasaan kurang, dan keadaan tersebut membuat seseorang tidak dapat menerima keadaan fisiknya (body image) seperti apa adanya. Temuan lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penilaian body image terhadap kepercayaan diri sebesar 11,1%. Meskipun 11,1% merupakan angka yang kecil namun body image tetap berpengaruh terhadap kepercayaan diri pada siswi. Sedangkan, sisanya 88,9% menunjukkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri. Faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap kepercayaan diri antara lain pola asuh, jenis kelamin, kematangan usia, hubungan keluarga, dan teman sebaya [8], Pengaruh pola asuh dalam hubungannya dengan kepercayaan pada siswa juga diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu seperti [11] dan [4], maupun konsep diri [13].
Limitasi dari penelitian ini berupa kajian yang menggunakan variabel body image yang berhubungan dengan kepercayaan diri. Meskipun sudah ada beberapa penelitian mengenai dua variabel tersebut namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 variabel X (variabel bebas) yaitu body image dan hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap kepercayaan diri. Sedikit pengaruh body image dengan kepercayaan diri sebesar 11,1% dan sisanya 88,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu pola asuh, jenis kelamin, kematangan usia, hubungan keluarga, dan teman sebaya [8]. Subjek penelitian juga kurang luas, dimana pada penelitian ini hanya menggunakan siswi yang seharusnya menggunakan siswa maupun siswi. Kemudian jenjang subjek yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunkan jenjang SMK yang seharusnya menggunakan jenjang mulai dari SD, SMP, SMA, maupun mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan body image dengan kepercayaan diri siswi SMK Muhammadiiyah 1 Taman. Hipotesis penelitian yaitu terdapat hubungan positif antara body image dengan kepercayaan diri siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hasil analisis menunjukkan hasil koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,342 dengan signifikansi (p) 0,000 < 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara body image dengan kepercayaan diri, menjelaskan bahwa semakin positif penilaian terhadap body image maka semakin tinggi kepercayaan diri pada siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Begitu juga sebaliknya, semakin negatif penilaian terhadap body image maka semakin rendah kepercayaan diri pada siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lebih jauh diketahui sumbangan efektif variabel body image terhadap kepercayaan diri adalah sebesar 11,1 %. Hal ini berarti bahwa pengaruh body image terhadap kepercayaan diri sebesar 11,1% dan sisanyasebesar 88,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. Oleh karena itu, diharapkan ada penelitian yang memperhitungkan faktor-faktor lain selain body image dalam penelitian selanjutnya, dan menggunakan subyek yang lebih banyak.
Pada penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Sekolah dan seluruh komponen pendidik maupun siswi SMK Muhammadiyah 1 Taman atas kerjasamanya dalam membantu dan bersedia menjadi subjek penelitian ini dengan sangat baik.