Articles
DOI: 10.21070/iiucp.v1i1.626

Personal Growth in Students during the Covid-19 Pandemic


Pertumbuhan Pribadi pada Mahasiswa selama Masa Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Students Pandemics Personal Growth

Abstract

The Covid-19 pandemic has had a major impact throughout the world, including in Indonesia. One of the effects is on students, namely on the process of personal growth. Personal growth is a process of individual development in qualitative aspects, including ways of thinking, memory and ideas that can influence an action. Personal growth is a learning process in which a person grows and takes action from the environment around him. This study aims to describe the process of student growth during the Covid-19 pandemic. Research respondents came from 11 faculties at the Muhammadiyah University of Surakarta (UMS), consisting of 373 respondents (74%) women and 129 respondents (26%) men. The data analysis method used is descriptive qualitative. The results showed that as many as 109 students (24%) felt anxious, 65 students (17%) felt normal, 63 students (14%) felt bored, 95 students (13%) felt sad, 40 students (11%) felt alert. and adhering to health protocols, 42 students (8%) felt annoyed, 29 students (5%) felt stressed, 19 students (4%) felt tired, 25 students (2%) felt mixed feelings, and 14 students (2%) ) feeling scared. The results of this study also show the impact of the Covid-19 pandemic on student activities during the pandemic. The data shows that as many as 371 students (74%) filled the pandemic time by doing productive activities, such as developing hobbies, participating in competitions, helping parents and attending webinars. As many as 131 students (26%) did activities that were not useful or less productive during the pandemic, such as sleeping, lying down, playing on social media, going on vacation and hanging out with friends. It can be concluded that the majority of students experienced a growth process during the Covid-19 pandemic.

Pendahuluan

Di penghujung akhir tahun 2019, terdapat serangkaian kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya telah muncul pertama kali di kota Wuhan, China. Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) menamakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 dengan sebutan “COVID-19”. Pada tanggal 11 Maret 2020, beberapa jumlah negara yang terlibat adalah 114, dengan kasus lebih dari 118.000 dan angka kematian lebih dari 4.000, sehingga kondisi saat ini dinyatakan sebagai suatu pandemi [3]. Pandemi covid-19 sudah terjadi secara global di seluruh dunia, termasuk di Negara Indonesia. Dilansir dari Worldometer dalam Bramasta. [1] menyatakan bahwa pada tanggal 31 Maret 2020, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai hingga 781.485 kasus, dengan pasien yang sembuh tercatat sebanyak 164.726 orang. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 37.578 orang. Sedangkan di Negara Indonesia, terhitung mulai tanggal 19 Maret 2020 sebanyak 214.894 orang telah terinfeksi virus corona, 8.732 orang yang meninggal dunia dan 83.313 pasien yang telah sembuh dari penyakit covid-19 [2].

Pandemi covid-19 secara drastis mengubah keseharian masyarakat di seluruh dunia. Kondisi pandemi berdampak sangat luas dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam aktivitas pembelajaran. Baik pembelajaran di tingkat Pendidikan dasar sampai tinggi. Pemerintah beserta Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga mulai memberlakukan segala aktivitas diliburkan sejenak untuk mengurangi frekuensi menyebarnya virus tersebut. Dampak dari pandemi covid-19 dirasakan oleh seluruh masyarakat di seluruh dunia, terutama pada mahasiswa. Mahasiswa merupakan seorang pelajar yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi (baik perguruan tinggi swasta maupun perguruan tinggi negeri). Dampak yang dirasakan oleh mahasiswa yaitu awalnya pembelajaran dilakukan secara langsung akan tetapi selama pandemi ini pembelajaran dilakukan secara daring. Pembelajaran secara daring dilakukan dengan menggunakan teknologi yang dapat diakses melalui rumah masing-masing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasanah [5] menunjukkan bahwa 41,58% mahasiswa mengalami cemas tingkat ringan dan 16,84% mahasiswa mengalami cemas tingkat sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 12,11% mahasiswa mengalami stres ringan akibat proses pembelajaran secara daring. Hasil penelitian juga didapatkan sebesar 55,8% mahasiswa merasa bosan dengan proses pembelajaran secara daring. Proses pembelajaran daring dapat menimbulkan dampak psikologis pada mahasiswa. Proses pembelajaran secara daring selama pandemiini memunculkan banyak perasaan anxietas berupa perasaan khawatir, perasaan tidak enak, merasa sangat takut sebagai akibat dari suatu ancaman atau perasaan yang mengancam dimana sumber nyata dari kecemasan tersebut tidak diketahui dengan pasti Nasir et. al, dalam Hasanah [5]. Dampak lain yang dirasakan oleh mahasiswa selama masa pandemi covid-19 adalah pada proses pertumbuhan pribadi.

Pertumbuhan pribadi merupakan suatu proses berkembangnya individu pada aspek kualitatif, meliputi cara berfikir, ingatan dan gagasan yang dapat mempengaruhi suatu tindakan. Dalam hal ini, pertumbuhan pribadi merupakan salah satu proses belajar dimana seseorang tumbuh dan mengambil tindakan dari keadaan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan menurut Allport dalam Yoanita [12] mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi adalah pribadi yang berusaha untuk mencari motif atau tujuan yang baru setelah tujuan lamanya telah tercapai. Pribadi ini memiliki visi dan misi yang mendorong individu melangkah maju ke depan untuk mempersatukan kepribadian serta membawa individu tersebut melewati tantangan demi tantangan. Pribadi ini akan terus mencari tujuan yang baru begitu tujuan yang lama telah berhasil didapatkan.Mereka terdorong terus-menerus untuk melakukan semaksimal mungkin guna mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan tujuan mereka.

Tujuan dari pertumbuhan pribadi, yaitu untuk membuka dan melepaskan potensi manusia supaya dapat mengaktualisasikan dan memenuhi bakat-bakatnya serta menemukan arti dari kehidupan masing-masing setiap individu secara lebih mendalam [11]. Tujuan utama dari pertumbuhan adalah membuka potensi kepada manusia agar dapat mengaktualisasikan diri serta mengembangkan bakat yang dimiliki agar menjadi pribadi yang utuh dan sehat. Prinsip mutlak dari pertumbuhan yang dialami oleh setiap individu, yaitu: (1) adanya perubahan, (2) pertumbuhan awal lebih kritis daripada pertumbuhan selanjutnya, (3) pertumbuhan merupakan hasil proses kematangan dan belajar dan (4) terdapat perbedaan setiap individu dalam pertumbuhan [6]. Menurut Basri dalam Rachmiwanti [9] Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dibagi dalam dua kelompok, diantaranya: (1) faktor endogen (faktor yang pengaruhnya bersumber dari dalam diri sendiri, seperti faktor genetik) dan (2) faktor eksogen (faktor yang pengaruhnya bersumber dari luar individu dan mempengaruhi pertumbuhan seseorang, seperti lingkungan sekitar).

Menurut Yoanita [12] mengatakan bahwa indikator atau ciri-ciri pertumbuhan pribadi, diantaranya yaitu: (1) memiliki perluasaan perasaan diri, (2) memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain, (3) memiliki keamanan emosional (seperti: penerimaan diri, mampu menerima emosi dan sabar), (4) memiliki persepsi realistis, (5) memiliki keterampilan dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, (6) memiliki pemahaman diri dan (7) memiliki tujuan untuk masa depan yang ingin dicapai. Sedangkan indikator atau ciri-ciri seseorang yang tidak mengalami pertumbuhan pribadi, diantaranya yaitu: (1) sering merasa tertekan atau stres, (2) menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, (3) tidak dapat mengendalikan emosi, (4) tidak memiliki rasa tanggung jawab, (5) pesimis dalam menghadapi tantangan dan (6) tidak memiliki semangat dalam mengembangkan bakat yang dimiliki Allport dalam Yoanita [12]. Selama masa pandemi covid-19, terdapat mahasiswa yang menganggap bahwa masa pandemi ini merupakan suatu peluang dan lahan baru dalam menuangkan ide-ide dan keativitas yang dimiliki [7]. Salah satunya yaitu mahasiswa di kampus UBSI (Universitas Bina Sarana Informatika) di daerah Pontianak. Walaupun aktivitas perkuliahan dibatasi, ternyata tidak membuat para mahasiswa ini kehilangan kreativitas dan produktivitas. Mahasiswa tersebut diantaranya berinisial EAW, RQ dan TW. Mahasiswa yang masih menduduki semester dua di kampus UBSI Pontianak ini semakin banyak melakukan kegiatan produktif selama pandemi ini.

Mahasiswa pertama berinisial EAW mencoba untuk mengembangkan hobi barunya, yaitu menulis dengan mengangkat potensi-potensi wisata yang berada di daerahnya. Selain itu, EAW juga aktif dalam mengikuti lomba-lomba yang dilakukan secara daring. Mahasiswa kedua berinisial RQ mengikuti kegiatan yang dilakukan secara online, seperti mengikuti lomba cipta puisi secara daring, mengikuti webinar baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, RQ juga memulai untuk membuka usaha baru selama masa pandemi ini guna mengisi waktu luang, yaitu usaha bubur ikan natuna. Mahasiswa ketiga berinisial TW juga memanfaatkan waktu selama pandemi dengan sangat produktif, yaitu ia menjadi freelancer di beberapa website desain yang dapat mengasah dan mengembangkan skill yang dimiliki di dunia digital. Tidak hanya itu, ternyata TW juga sukses membuat beberapa produk lainnya. Dapat disimpulkan bahwa, mahasiswa dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya guna untuk mengisi waktu yang luang selama pandemi ini agar tetap produktif.

Selain itu, terdapat mahasiswa berinisial BD juga merasakan dampak dari covid-19 ini, yaitu kegiatan magang yang dilaksanakan secara daring di rumah [8]. BD menjalani magang di MI melalui program The Recruit. Awalnya BD merasakan kesulitan pada minggu pertama magang selama di rumah. Seiring berjalannya waktu, BD akhirnya berhasil menyesuaikan diri untuk tetap fokus dan produktif selama mengikuti magang di rumah. Selama mengikuti magang secara daring, BD memilih ruangan ternyaman, yaitu kamarnya untuk bekerja selama dirumah agar tetap fokus saat bekerja. Selain itu, BD juga menyesuaikan diri dengan waktu bekerja normal di kantor. Dengan memanfaatkan teknologi juga dapat menjaga produktivitas dan komunikasi antar anggota tim magang untuk mengatur to-do list setiap harinya dan mengamati progress dari pekerjaan yang sedang dilakukan dan melakukan meeting dengan anggota tim magang lainnya melalui telekonferensi tatap muka berbasis audio dan visual untuk mengatur jadwal harian dan diskusi antara satu tim dengan tim yang lainnya. BD juga mengikuti berbagai kursus online lainnya, seperti workshop dan online training guna meningkatkan softskills dan memperkaya ilmu yang dimiliki demi mengembangkan diri dan karirnya.

Akan tetapi, terdapat beberapa mahasiswa yang tidak dapat mengisi waktu luang selama pandemi dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat. Beberapa bulan sebelumnya tepatnya di bulan September 2020, telah terjadi aksi viral sebuah video yang menunjukkan bahwa seorang mahasiswa tengah tertidur saat kuliah online di suatu perguruan tinggi UIN Alauddin [10]. Mahasiswa yang tidak diketahui inisial tersebut tengah tertidur dengan pulas saat kuliah online. Hingga dosen pun menyadari jika mahasiswa tersebut sedang tertidur pulas. Kemudian, dosen tersebut memfokuskan wajah mahasiswa tersebut sambil menunjuk-nunjuk wajah mahasiswa yang tengah tertidur saat kuliah online di hadapan mahasiswa yang lainnya. Dosen tersebut juga mengatakan nama mahasiswa yang tertidur tersebut, namun mahasiswa tersebut dengan santainya tetap tertidur. Berdasarkan beberapa fenomena pada mahasiswa diatas selama pandemi covid-19ini menunjukkan bahwa terdapat proses pertumbuhan pribadi dari setiap individu satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dari fenomena di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa mahasiswa yang mengalami proses pertumbuhan pribadi dan terdapat beberapa mahasiswa pula yang tidak mengalami proses pertumbuhan pribadi selama pandemi.Dampak bagi mahasiswa yang tidak mengalami pertumbuhan pribadi, yaitu mahasiswa tidak mengetahui bakat apa yang dimiliki serta tidak dapat mengembangkan bakatnya. Setiap individu dapat mengembangkan skill dan bakat yang dimiliki. Namun, tidak semua individu dapat mengembangkan skill dan bakat yang dimiliki. Tergantung niat dan kemauan dari setiap individu dalam mengembangkan skill dan bakat yang dimiliki agar tetap produktif selama pandemi.

Dapat disimpulkan bahwa semua individu dapat menumbuhkan zona pertumbuhan pribadi masing-masing. Hal tersebut dilakukan dengan suatu usaha dan kerja keras individu agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sebenarnya mahasiswa mampu mengalami pertumbuhan pribadi selama pandemi covid-19 agar tetap produktif. Akan tetapi, hal tersebut harus didasarkan pada keinginan dan usaha masing-masing mahasiswa dalam menumbuhkan diri. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini berusaha untuk menggali proses pertumbuhan pribadi pada mahasiswa selama pandemi covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan mengenai proses pertumbuhan mahasiswa selama pandemi covid-19. Manfaat dari penelitian ini, secara teoritis diharapkan bahwa penelitian ini dapat memperkaya kajian tentang pertumbuhan pribadi, khususnya pada kelompok mahasiswa. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk menyusun program intervensi untuk membantu mahasiswa dalam pertumbuhan pribadi.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif . Tujuan dari penelitian kualitatif, yaitu dapat memberikan gambaran secara deskriptif dan sistematis, fakta-fakta yang diperoleh bersifat faktual dan akurat, serta dapat menjelaskan hubungan antar fenomena yang sedang diteliti

Responden Penelitian

Teknik pemilihan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan suatu kriteria, diantaranya yaitu mahasiswa/mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) strata 1 dan strata 2. Jumlah responden dalam penelitian ini diperoleh 502 partisipan yang berasal dari 11 fakultas di UMS, diantaranya yaitu sebanyak 131 responden Fakultas Psikologi, 53 responden Fakultas Ilmu Kesehatan, 95 responden Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan, 59 responden Fakultas Teknik, 47 responden Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 34 responden Fakultas Farmasi, 38 responden Fakultas Hukum, 7 responden Fakultas Agama Islam, 35 responden Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informasi, 2 responden Fakultas Kedokteran serta 1 responden yang tidak diketahui berasal dari fakultas mana.

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsurvei yang dilengkapi dengan data demografis jenis kelamin, fakultas, semester dan daerah asal. Survei dibagikan secara daring melalui whatsapp groupke seluruh fakultasdi UMS. Pertanyaan penelitian meliputi: “Bagaimana perasaan anda terhadap situasi pandemi covid-ini?”; “Apakah yang sangat ingin anda kerjakan di masa pandemi covid-19 ini?”. Setelah seluruh data terkumpul, maka langkah selanjutnya, yaitu melakukan analisis data dari setiap jawaban atau respon responden.

Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Langkah dalam menganalisis data diantaranya, yaitu: Reduksi data meliputi: (1) meringkas data, (2) mengkode jawaban atau respon partisipan, (3) menelusuri tema, dan (4) membuat gugus. Penyajian Data, kegiatan ini dilakukan guna mengumpulkan informasi dari data yang telah disusun, sehingga dapat melakukan penarikankesimpulan. Penarikan Kesimpulan, penarikan kesimpulan ini meliputi deskripsi perasaan yang sedang dialami oleh mahasiswa dan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa selama pandemi covid-19.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh 502 responden yang berstatus sebagai mahasiswa, dimana mayoritas berjenis kelamin perempuan, yakni 74 % dan 26 % berjenis kelamin laki-laki, maka diperoleh data dari jenis perasaan yang di alami oleh mahasiswa selama pandemic ini, diantaranya :

Perasaan yang di alami Persentase
Lelah, terbebani 4 %
Sedih, prihatin 19 %
Waspada, mematuhi protokol kesehatan 8 %
Malas 0 %
Cemas, gelisah 22 %
Kesal, tidak nyaman 8 %
Takut 3 %
Bosan, rindu bertemu orang 12 %
Stres, tertekan 6 %
Biasa saja, Positive thinking 13 %
Bingung, campur aduk 5 %
Total 100 %
Table 1.Perasaan yang di alami mahasiswa selama pandemi

Berdasarkan data tersebut, sebanyak 22% mahasiswa merasakan resah, khawatir dan gelisah karena pandemi covid-19 ini. Hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan penularan virus yang semakin banyak dan merata di tiap-tiap daerah. Selain itu, faktor pengabaian protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker, tidak menjaga jarak aman sehingga terjadinya kerumunan ditempat umum yang memungkinkan adanya kontak fisik yang dapat menyebabkan seseorang menjadi resah dan khawatir akan penularan virus. Selain merasa khawatir, ada juga mahasiswa yang merasa biasa saja bahkan mereka percaya bahwa dengan adanya pandemi ini dapat memberikan pengajaran dan pengaruh positif bagi mereka, data tersebut diperoleh sebanyak 13%,dimana mereka tidak mempermasalahkan adanya pandemi ini, bahkan ada juga diantara mereka yang merasa bahwa ini adalah takdir yang Maha Kuasa dimana kita harus optimis dan yakin bahwa semua ini dapat berakhir dan memberikan pelajaran bagi kita sebagai manusia. Selanjutnya data menunjukkan bahwa 12% mahasiswa merasa bosan dikarenakan tidak dapat keluar rumah dengan leluasa dan rindu ingin bertemu dengan teman-temannya serta berkumpul layaknya biasanya dan melakukan aktivitas secara tatap muka dengan bebas. Sebanyak 19% mahasiswa merasa prihatin dan sedih pada orang yang terjangkit virus ini, selain itu mereka merasa sedih dengan kondisi pada saat ini, dimana seharusnya kita dapat melakukan segala aktivitas di luar rumah, kini hanya melakukannya di rumah saja. Disamping cemas dan khawatir 8% mahasiswa selalu waspada akan apa yang tengah terjadi saat ini, dimana mereka selalu menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker ketika keluar rumah serta mencuci tangan saat bepergian. Selain itu, adapula mahasiswa yang berinisiatif untuk selalu membawa hand sanitizer saat bepergian untuk melindungi diri dari virus covid-19 ini. Namun, tak jarang pula mahasiswa yang merasakan kesal dan tidak nyaman akibat pandemi covidini. Tercatat 8% mahasiswa merasa kesal hingga timbulnya rasa tidak nyaman yang diakibatkan karena segala agenda yang telah direncanakan menjadi tertunda bahkan dibatalkan. Selain itu mereka merasa bahwa situasi ini sangat tidak mendukung untuk melakukan kegiatan sehari-harinya, serta harus menjalankan rapid test terlebih dahulu ketika hendak bepergian. Selain merasa kesal, sebanyak 4% mahasiswa merasa terbebani, lelah hingga stress yang menimbulkan tekanan akibat banyaknya pengeluaran sehari-hari dengan biaya pemasukan yang sedikit. Selain itu, adanya tekanan yang dirasakan karena ketidaklancaran kegiatan yang dilakukan melalui media online membuat ruang gerak merasa menjadi lebih sempit dan terbebani. Pada angka terakhir yaitu 5% mahasiswa merasakan bingung dan takut secara bersamaan, bahkan adapula yang merasa sedih sekaligus senang, dimana sedih karena pandemic ini belum juga berakhir dan senang karena dapat menjalankan aktivitas dirumah dan meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga serta dapat melakukan hobi dan kegiatan yang hanya bisa dilakukan ketika berada di rumah, seperti membersihkan halaman rumah, berkebun, menanam tanaman hias dan sebagainya.

Walau dengan adanya pandemi ini, tidak semua orang mengeluhkan keburukan atas dampak yang ditimbulkan. Melalui survei ini, diperoleh data mengenai aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa yang dilakukan selama masa pandemi ini.

Figure 1.Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama masa pandemic

Berdasarkan diagram pie, sebanyak 70% mahasiswa merasa mempunyai kegiatan yang memiliki manfaat baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar. Karena mereka beranggapan bahwa masa pandemi ini merupakan suatu peluang dan lahan baru dalam menuangkan ide-ide dan kreativitas yang dimiliki [7]. Selain itu, Yoanita (2011) mengatakan bahwa terdapat ciri-ciri pertumbuhan pribadi, diantaranya yaitu: (1) memiliki perluasaan perasaan diri, (2) memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain, (3) memiliki keamanan emosional (seperti: penerimaan diri, mampu menerima emosi dan sabar), (4) memiliki persepsi realistis, (5) memiliki keterampilan dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, (6) memiliki pemahaman diri. Sehingga, dalam hal ini kegiatan seperti perkuliahan akademik pun tidak menyurutkan mahasiswa untuk tetap berproduksi dan menuangkan ide di masa pandemi ini. Kegiatan produktif itu seperti membantu orang tua, membantu sesama dengan saling berbagi pada orang yang kurang mampu hingga ada pula yang merintis dan mengembangkan usaha online shop. Adapun ditemui mahasiswa yang berinisial GDF dan AF yang menikmati waktu di rumahnya dengan menambah income dengan berjualan online. Adapun kegiatan lain yang dilakukan oleh RM yaitu menulis referensi secara acak yang digunakan untuk keperluan pribadi, mempelajari hal-hal yang di senangi seperti belajar bahasa asing dan desain yang dilakukan oleh ANH untuk mengisi waktu luangnya, serta DAM yang mengikuti seminar-seminar online dari berbagai bidang. Selain itu, dengan adanya pandemi ini mereka beranggapan bahwa saat ini merupakan masa yang paling tepat dimana untuk saling berkumpul dan meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga di rumah dan mempererat kasih sayang antar anggota keluarga. Namun, di samping itu ada pula mahasiswa yang merasa tidak memiliki kegiatan yang bermanfaat, yakni sebanyak 30 % mahasiswa, sehingga mereka merasa menjadi tidak produktif ketika berada di rumah selama masa pandemi ini, bahkan ada beberapa yang menginginkan untuk pergi keluar rumah untuk melepas bosan dan rindu sehingga memutuskan untuk bertemu dengan teman-temannya dan pergi berlibur bersama. Kegiatan yang kurang produktif yang dirasakan oleh mahasiswa ketika dirumah, yaitu seperti rebahan, tidur, bermain gadget dan sosial media, menonton youtube dan sebagainya.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, mayoritas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta mengalami pertumbuhan pribadi dalam dirinya, seperti pengembangan potensi, ide dan menciptakan kegiatan yang memperoleh income selama masa pandemi covid-19. Dengan adanya pandemi ini tak membuat semangat mahasiswa dalam melakukan kegiatan produktif menjadi surut, bahkan dengan adanya pandemi ini mahasiswa menjadi lebih produktif dan meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga di rumah, yang mana sulit dilakukan ketika saat sebelum pandemic ini terjadi dan ketika berada di tempat perantauan. Namun, ada pula yang mahasiswa yang merasa bahwa tidak ada kegiatan yang membuatnya produktif selama pandemi ini, mereka hanya melakukan aktivitasnya dirumah saja dengan melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat bahkan adapula mahasiswa yang merasa bosan tinggal dirumah dan memilih untuk berlibur dan dengan teman-temannya.

Ucapan Terimkasih

Saya beserta rekan magang saya mengucapkan terima kasih kepada pihak fakultas karena sudah mendanai biaya untuk seminar call for paper di UMSIDA. Saya beserta rekan magang saya mengucapkan terima kasih kepada pengampu mata kuliah aplikasi klinis, yaitu Ibu Dr. Usmi Karyani, yang senantiasa telah memberikan materi dan ilmu yang bermanfaat pada kami. Saya dan teman rekan magang saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami, yaitu Ibu Lusi Nuryanti, Ph.D yang senantiasa telah membimbing kami dalam menyusun naskah publikasi.Serta kamimengucapkan terima kasih pada semua teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungannya pada kami selama ini.

References

  1. Bramasta, D. (2020, Maret 31). Update Virus Corona di Dunia 31 Maret: 781.485 Kasus, 164.726 Sembuh, 37.578 Meninggal. Kompas.com (https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/31/073100765/update-virus-corona-di-dunia-31-maret-781485-kasus-164726-sembuh-37578?page=all ), p. 1.
  2. Bramasta, D. (2020, Maret 31). Update Virus Corona di Dunia 31 Maret: 781.485 Kasus, 164.726 Sembuh, 37.578 Meninggal. Kompas.com (https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/31/073100765/update-virus-corona-di-dunia-31-maret-781485-kasus-164726-sembuh-37578?page=all ), p. 1.
  3. Buana, D. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. (p. 13). Jakarta: SALAM Jurnal Sosial dan Budaya Syar i.
  4. Gennaro, F. D., Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese, N., et al. (2020). Coronavirus Diseases (COVID-19) Current Status and Future Perspectives: A Narrative Review. Environmental Research and Public Health, 1-11.
  5. Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & PH, L. (2020). Gambaran Psikologis Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran selama Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 8, No. 3, 299-306.
  6. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
  7. Kelana, I. (2020, Agustus 19). Meski Pandemi, Mahasiswa UBSI Pontianak Tetap Produktif. Republika.co.id (https://republika.co.id/berita/qfa8gr374/meski-pandemi-mahasiswa-ubsi-pontianak-tetap-produktif ), p. 1.
  8. Prodjo, W. (2020, April 18). Tips Sukses Magang untuk Mahasiswa saat Pandemi Corona. Kompas.com (https://edukasi.kompas.com/read/2020/04/18/070000371/tips-sukses-magang-untuk-mahasiswa-saat-pandemi-corona?page=all#page2 ), pp. 1-2.
  9. Rachmiwanti, V. (2015). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kemandirian pada Penyandang Tuna Daksa di Pusat Rehabilitasi Terpadu Peyandang Cacat Bantul. Jurnal SPIRITS, Vol. 5, No. 2, 23-28.
  10. Rizqi, T. (2020, September 29). Viral Video Mahasiswa Tidur saat Kuliah Online, Respons Dosen Kocak. Brilio.net (https://www.brilio.net/duh/viral-video-mahasiswa-tidur-saat-kuliah-online-respons-dosen-kocak-200929z.html ), p. 1.
  11. Schultz, D. (2012). Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Penerbit KANISIUS.
  12. Yoanita, I. (2011). Kepribadian Tokoh Utama "Ketika Cinta Bertasbih" Episode 1 Karya Habiburrahman El-Shirazy Berdasarkan Teori Goldon Allport. Jurnal Artikulasi Vol.12 No.2, 769-792.