Articles
DOI: 10.21070/iiucp.v1i1.635

Distance Learning (PJJ) For Elementary School Teachers: Challenges and Wisdom


Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Bagi Guru Sekolah Dasar: Tantangan dan Hikmah

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Indonesia
Distance Learning Elementary School Teachers Covid-19 Pandemic Qualitative Research

Abstract

The conditions of the Covid-19 pandemic require changes in the learning system to be carried out at all levels of education. Learning was initially carried out face-to-face in class, replaced by online learning. These changes require teachers to adapt the learning they have compiled with the online learning system. The purpose of this study was to understand the experiences of teachers in distance learning (PJJ) during the pandemic. This study involved elementary school teachers who used online learning methods during the pandemic. This type of research is a phenomenological qualitative method. Data were collected through semi-structured interviews on three elementary school teachers obtained through purposive-sampling technique. The credibility of the data in this study was achieved by triangulating the data collection methods using interviews and observations. This research reveals that distance learning activities during the pandemic are carried out using learning applications such as zoom, whatsapp, youtube. The teacher also conducts a home visit to see the progress of the students' learning while at home. In delivering learning materials, the teacher compiles learning designs, makes video-making scenarios as learning material. The lesson from this PJJ is that teachers get opportunities to be creative and innovative in designing learning activities, by arranging interesting lessons, in order to increase children's independence in learning during a pandemic. However, in learning activities, teachers face obstacles such as teachers not getting a quota subsidy for doing PJJ, complaints of parents who have difficulty in assisting children's learning, and student saturation in the learning process without face to face directly. As a result, the learning target could not be achieved 100 percent as planned. To achieve learning targets, it is necessary to cooperate with all parties to achieve optimal learning.

Pendahuluan

Kasus Pandemi Covid-19 mulai mewabah di Indonesia pada bulan Januari 2020 dan semakin meningkat di bulan Maret 2020. Hal ini menyebabkan Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan untuk menjaga jarak (social distancing) yang diberlakukan di seluruh Indonesia. Peraturan ini diberlakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 di masyarakat. Aktivitas - aktivitas di luar rumah mulai dibatasi, perkumpulan masyarakat ditiadakan, kegiatan di rumah ibadah tidak diselenggarakan kemudian bekerja dilakukan di dalam rumah atau dikenal dengan istilah work from home, sistem pendidikan pun sementara dilakukan secara jarak jauh dengan daring (online). Perubahan pola kegiatan belajar mengajar yang awalnya secara tatap muka dan harus diganti menjadi daring dengan model pembelajaran jarak jauh karena dampak Covid-19. Penerapan Pembelajaran jarak jauh merupakan pembelajaran dengan menggunakan media internet sebagai bahan utama dalam pembelajaran dengan melihat ketersediaan akses dalam pembelajaran yang akan dilakukan untuk menekan kendala yang akan terjadi (Moore, Dickson & Galyen 2011). Penggunaan media internet juga dapat menggeser metode pembelajaran tradisional karena lebih cepat dan efektif dalam penyampaian materinya (Zhang, 2004). Media yang digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh ini antara lain berupa telepon genggam pintar, laptop, komputer bahkan tablet serta dapat mengakses informasi dimanapun dan kapanpun dibutuhkan (Gikas & Grant, 2013). Dalam pembelajaran jarak jauh sosial media juga berperan dalam proses pembelajaran secara daring ini seperti google classroom, edmodo dan schology (Enriquez, 2014).

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ialah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran guru mengalami kendala yang terjadi dilapangan saat proses kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi di beberapa daerah salah satunya Semarang, Jawa Tengah kendala sinyal membuat guru membagi waktu untuk melakukan kunjungan sepekan sekali dengan memberikan lembar tugas-tugas yang harus dikerjakan. Tidak semua siswa dapat memahami materi yang diberikan lewat tugas tugas, karena ada beberapa yang tidak mengerjakan ataupun tidak awasi oleh orang tua sehingga timbulah permasalahan dalam pembelajaran jarak jauh.

Perubahan model pembelajaran yang harus disesuaikan dengan arahan pemerintah. bertujuan untuk menekan pertumbuhan kasus covid-19. Proses pembelajaran sendiri merupakan interaksi yang terjadi antara siswa dan guru di sebuah lingkungan pembelajaran. Pembelajaran memiliki pengaruh yang relatif permanen terhadap perilaku dan pengetahuan, serta keterampilan-keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman (Santrock, 2009). Pembelajaran jarak jauh ini menekankan pada pembelajaran secara mandiri, dimana peserta didik diberikan materi belajar, tanpa adanya pengawasan langsung yang diberikan oleh pengajar atau tutor yang hadir ditempat. Menurut Suyanto dan Hisyam (dalam Susanto, 2017) menjelaskan komponen-komponen pembelajaran jarak jauh adalah: a). Tujuan pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran terdapat tujuan sebagai arahan hal apa yang akan dicapai dalam proses pemebalajran. b). Guru dan siswa, komponen ini adalah yang utama dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan menyampaikan materi pembelajaran, bimbingan serta pelatihan, kemudian siswa sebagai partisipan juga memiliki peran penting dalam keberhasilan tujuan pembelajaran. c). Materi pembelajaran merupakan pokok dari materi yang akan disampaikan oleh guru kemudian dipahami oleh siswa sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. d). Metode pembelajaran merupakan komponen yang ada dalam proses pembelajaran. Dalam penentuan model pembelajaran guru harus memahami dari segi tujuan pembelajaran, tingkat kemampuan siswa, situasi serta fasilitas yang dibutuhkan. e). Alat pembelajaran, merupakan media yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran. f). Penilaian dan evaluasi, dalam kegiatan pembelajaran diperlukan adanya nilai sebagai tolok ukur pencapaian tujuan. Kemudian evaluasi dalakukan bertujuan unutuk memperbaiki proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Berdasarkan pemaparan fenomena di atas pada masa pandemi Covid-19, guru akan memiliki pengalaman dalam proses pembelajaran jarak jauh. Pengalaman tersebut bisa berupa kendala di lapangan mulai dari sarana prasarana yang tidak memadai berimbas dalam penyampaian materi dan tugas, kesulitan dalam pemantauan perkembangan belajar siswa, sampai dengan membangun kerja sama antara guru dan orang tua untuk kontrol dalam pembelajaran jarak jauh. Hal ini memicu guru untuk mencari solusi sebagai pemecahan masalah yang terjadi, sehingga muncul ide-ide untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan melakukan inisiatif kunjungan kerumah siswa. Dalam hal ini muncul pertanyaan penelitian berupa: 1) Bagaimana pengalaman guru SD dalam proses pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid - 19? 2) Bagaimana hikmah yang dirasakan oleh guru SD dalam proses pembelajaean jarak jauh pada masa pandemi Covid-19?

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis fenomenologi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yaitu dimana partisipan memiliki kriteria tertentu yaitu 3 guru sekolah dasar dan menerapkan metode pembelajaran jarak jauh. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur, dan observasi selama proses wawanacra berlangsung. Proses wawancara direkam secara audio, untuk memudahkan penyusunan transkrip verbatim dan analisis data. Kredibilitas data dalam penelitian ini dicapai dengan melakukan triangulasi metode pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi.

Hasil dan Pembahasan

Partisipan dalam penelitian ini adalah guru SD dengan tingkat kecil. Partisipan berjumlah 3 orang dari berbagai daerah. Guru tersebut sedang melakukan sistem pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini.

No. Identitas Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3
1 Nama YAT ZNW VYS
2 Kelas Mengajar 2 3 3
3 Mata Pelajaran Bahasa Jawa Guru kelas Guru kelas
4 Sekolah ASM SKA SD IT PH SDN 18 Ptk
Table 1.Responden Penelitian

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa dalam proses pembelajaran jarak jauh dilakukan secara daring dengan menggunakan media zoom, youtube, dan whatsapp. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wicaksono & Rachmadyanti (2016) pada penelitian metode pembelajaran blended learning yang menyatakan bahwa penggabungan antara kedua metode tradisional dan daring sehingga siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa paham dengan materi yang disampaikan. Survei yang dilakukan oleh Lenny N Rosalin Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh Kembang Anak menunjukan respon murid dalam pembelajaran daring ini agar tidak terlalu banyak terbebani oleh tugas agar siswa bisa lebih dekat dalam melakukan interaksi saat kegiatan proses belajar mengajar. Dari hasil wawancara yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh

Perbandingan antara pembelajaran sebelum pandemi yang menggunakan metode konvensional dimana siswa dan guru melakukan tatap muka dalam proses pembelajaran menunjukan penyampaian informasi yang berpusat pada guru dengan cara ceramah, praktikum secara langsung dengan media yang ada disekitar dan pemberian reward kepada anak dengan menunjukan bahwa guru sebagai sumber informasi dan penyampaian materi secara lisan. Sejalan dengan pernyataan Bigg (2016) bahwa model pembelajaran tradisional merupakan besarnya peran guru dalam penyampaian materi dan bagaimana siswa dapat menyerap materi tersebut.

Media yang digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh ini pertama para guru menyiapkan RPP tetap menjadi dasar dalam pembentukan materi bahan ajar dalam pembelajaran baik secara langsung ataupun pembelajaran jarak jauh. Pembedanya adalah penyusunan bahan ajar pada masa pandemi dibuat lebih mudah karena keterbatasan ruang, waktu serta pelaksanaan dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Kemudian sarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar selama daring adalah zoom atau google meet, youtube channel ada yang menggunakan media sosial sebagai wadah dalam mengumpulkan orang tua murid dengan bentuk whatsapp group. Perangkatnya berupa handphone ataupun personal computer, dilengkapi dengan jaringan internet. Pengumpulan tugas bisa berupa foto dan video sebagai bukti anak telah mengerjakan. Media pembelajaran secara langsung jauh lebih variatif, dikarenakan tidak ada batasan dalam ruang dan waktu. Cara yang digunakan bisa dengan metode ceramah dan praktikum. Alat dalam pembelajaran ada berupa buku, video, alat peraga, atau dari lingkungan sekitar secara langsung. Sejalan dengan pernyataan Atsani (2020) yang menyatakan bahwa sistem pembelajaran daring dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti whatsApp (WA), telegram, instagram, youtube aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.

Pembelajaran jarak jauh dirasakan sebagai hal yang baru oleh sebagian kalangan di dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini juga memiliki berapa kendala antara lain keluhan orang tua dan guru mengenai kendala yang ada dilapangan yaitu komunikasi, metode pembelajaran, finansial, dan penggunaan media elektronik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustin, Puspita dkk (2020) menyatakan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 berada pada empat indikator yaitu kendala komunikasi, metode pembelajaran, materi dan biaya serta penggunaan teknologi dengan kecenderungan persentase yang tinggi berada pada kategori sering dan kadang kadang. Dua dari tiga partisipan menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran daring yang membutuhkan akses internet, mereka tidak mendapatkan subsidi kuota dari sekolah maupun pemerintah sehingga harus mengeluarkan uang pribadi untuk membeli kuota.

Selama proses kegiatan pembelajaran di masa pandemi, siswa lebih mudah merasa bosan dan jenuh dikarenakan aktivitas yang monoton sampai dengan terlalu lama menghadap gadget atau komputer. Rasa bosan dan jenuh ini menurunkan minat belajar siswa dan membuat siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran daring. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilna, dkk (2020) bahwa anak-anak akan mudah bosan dengan beban tugas yang diberikan dan memiliki rasa malas dalam belajar. Peranan guru dituntut agar membuat pembelajaran lebih variatif dan terarah, dengan harapan pembelajaran dapat berjalan lancar. Cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menyusun topik, melakukan persiapan dengan membuat skenario, membuat rancangan pembelajaran, membuat video. Hasil penelitian Rosilawati (2014) menunjukan tingkat kepedulian guru terhadap murid bisa dilihat dari bagaimana guru memberikan segenap waktunya untuk menyiapkan bahan pembelajaran berupa silabus dan RPP sebagai bahan penunjang kelancaran pendidikan. Proses pembelajaran juga berhubungan dengan capaian pembelajaran jarak jauh. Capaian yang diharapkan pada pembelajaran jarak jauh adalah membuat siswa menjadi aktif dan mandiri saat belajar sendiri dari rumah. Sikap aktif dan mandiri siswa meningkatkan self regulated learning. Sun (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam pembelajaran jarak jauh siswa secara mandiri menyiapkan proses pembelajaran, mengatur waktu dan menjaga semangat belajar mereka.

Hikmah Pembelajaran Jarak Jauh

Semua pengalaman yang terjadi membawa dua sisi, baik secara positif dan negatif. Pengalaman membawa cerita yang bisa diambil sisi positifnya yang berupa hikmah sebagai masukan ataupun pembelajaran di masa depan. Hikmah yang dapat diambil dari pembelajaran adalah guru merasa dapat lebih bisa menghargai waktu dan lebih banyak bersyukur dalam situasi seperti ini. Selain itu, guru juga merasa memiliki kesempatan untuk membuat ide-ide kreatif dalam menyusun pembelajaran selanjutnya melalui youtube, ataupun media lainnya yang menarik. Hikmah lain yang dapat diambil adalah guru juga merasa ini menjadi waktu yang tepat melatih kemandirian anak. Beberapa hasil penelitian menunjukkan terdapat sekolah yang belum dapat menyelenggarakan KBM daring dapat mengembangkan kreativitas guru untuk memanfaatkan media belajar alternatif selama peserta didik belajar di rumah (Dewi, 2020).

Kesimpulan

Pada penelitian ini menunjukan pengalaman guru SD selama pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi covid 19. Guru SD memiliki pengalaman baru sebagai dampak penyesuaian pembelajaran jarak jauh yang disebabkan oleh covid-19. Perubahan bentuk pembelajaran yang awalnya tatap muka menjadi daring. Hasil penelitian menunjukan ada tiga metode pembelajaran jarak jauh yaitu, daring, luring, dan kunjungan rumah (home visit). Media pembelajarannya juga mengalami perubahan, memanfaatkan kemajuan teknologi berupa media sosial dan aplikasi perangat komputer ataupun telpon genggam. Peranan guru sangat penting disini, bagaimana menyusun RPP, menyusun topik pembelajaran, dan persiapan pengajaran. Pada proses pembelajaran yang mendadak berubah ke daring, menuntut penyesuaian sekaligus memunculkan kendala di lapangan. Kendala pembelajaran yang ditemukan pada penelitian ini merupakan keluhan orang tua, tidak ada subsisi kuota, dan kejenuhan belajar oleh siswa. Salah satu cara bagaimana memperbaiki kendala yang terjadi maka peneliti menanyakan saran kepada guru. Guru menyampaikan beberapa saran yang harapannya bisa menjadi koreksi untuk semua aspek yang berhubungan pada prosesn pembelajaran jarak jauh. Saran untuk orang tua, diharapkan orang tua dapat lebih kooperatif dan bisa berkerjasama dengan baik dengan guru.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada seluruh partisipan yang membantu penelitian ini sampai dengan proses pengajuan paper. Kepada seluruh partisipan yang bersedia kami wawancarai, kepada Pembimbing kami yang bersedia membantu dalam proses penyelesaian tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan kebermanfaatan.

References

  1. Aina, M. (2016). Pengembangan Multimedia Interaktif Menggunakan Camtasia Studio 8 Pada Pembelajaran Biologi Materi Kultur Jaringan Untuk Siswa SMA Kelas XI MIA.Biodik,2(1).
  2. Dewi, Fatma. W. A. ( 2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar.Jurnal Ilmu Pendidikan. 2(1), 55-61
  3. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
  4. Enriquez, M. A. S. (2014). Students ’ Perceptions on the Effectiveness of the Use of Edmodo as a Supplementary Tool for Learning. DLSU ResearchCongress
  5. Susanto, F.A. (2017). Literatur revieuw metodologi pembelejaran ilmu pengetahuan sosial(IPS). Journal of Islamic Elementary School.1 (2). 105-114.
  6. Garrison, D. R., & Cleveland-Innes, M. (2005). in Online Learning : Interaction Is Not Enough.American Journal of Distance Education
  7. Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile computing devices in higher education: Student perspectives on learning with cellphones, smartphones & social media. Internet and Higher Education
  8. Handarini, O. I. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal UNNESA,496-503
  9. Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). E-Learning, online learning, and distance learning environments: Are they the same? Internet and Higher Education
  10. Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajran. Fitrah Jurnal ilmu-ilmu keislaman, 333-352.
  11. Rosilawati, T. ( 2014 ) Supervisi Akademik Dalam Upaya Peningkatan Motivasi Guru Menyusun Perangkat Persiapan Pembelajaran. Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan, 1(2), 57-62
  12. Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan edisi 3. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
  13. Selvi, K. (2010). Motivating Factors in Online Courses. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 2(2), 819–824
  14. Sobron, A. N., & Bayu, R. (2019). Persepsi Siswa Dalam Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap Minat Belajar Ipa.Scaffolding: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme,1(2), 30-38
  15. Sudjana, Nana, Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
  16. Sun, S. Y. H. (2014). Learner perspectives on fully online language learning. Distance Education
  17. Swan, K. (2002). Building Learning Communities in Online Courses: the importance of interaction.Education,Communication & Information.
  18. Uno, H., & Mohamad, N. (2011). Belajar dengan pendekatan pailkem. Jakarta: Bumi Aksara.
  19. Wicaksono, V. D., & Rachmadyanti, P. (2016). Pembelajaran Blended Learning melalui Google Classroom di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Timur.
  20. Zhang, D., Zhao, J. L., Zhou, L., & Nunamaker, J. F. (2004). Can e-learning replace classroom learning? Communications of the ACM.